Home » , , , » selatpanjang siap menjadi kota maju dan siap bedelau

selatpanjang siap menjadi kota maju dan siap bedelau

Written By Deny on Sabtu, 21 Desember 2013 | 02.28

SELATPANJANG — Kota Selatpanjang yang terletak dibibir Selat Air Hitam, dari dulunya memang sudah memainkan peran yang sangat penting dalam menopang aktifitas ekonomi Propinsi Riau dengan kawasan Riau Kepulauan, Kota ini tumbuh dan berkembang sebagai kota perniagaan dan transit yang selalu ramai disinggahi kapal-kapal kargo maupun kapal-kapal penrumpang.

Tidak heran, bila Kota Selatpanjang yang sempat dijuluki kota seribu antenna, kota becak dan kota sagu terus berkembang pesat. Meskipun kota ini  nyaris “tiarap” akibat peristiwa Selatpanjang kelabu 18 Februari 2001 dengan terbakarnya lebih dari 122 buah ruko, yang menyebabkan lumpuhnya aktifitas ekonomi perdagangan, dalam kurun sepuluh tahun kemudian kota ini kembali mulai bangkit. Secara perlahan, kota ini berupaya bangkit untuk kembali memainkan perannya sebagai “kuda beban” yang jinak menyangga pertumbuhan ekonomi Propinsi Riau – Riau Kepulauan. Satu persatu, pelaku bussines yang didominasi warga Tionghua, kembali ke Kota Selatpanjang, membangun jaringan usahanya mpat nyaris kolaps akibat peristiwa Selatpanjang kelabu tertsebut. Selatpanjang kini ibarat naga yang sedang menggeliat dari “tidur lelapnya”, dan siap untuk menerkam apa saja yang ada didepannya.

Kebijakan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti yang relastif kondusif menjadikan Kota Selatpanjang semakin percaya diri, tumbuh dan berkembang menjadi pusat ekonomi masyarakat. Keberanian Pemkab Kepulauan Meranti mempersingkat rentang kendali birokrasi dengan mengede
pankan pelayanan public yang prima, berdampak positif pada kepercayaan kalangan dunia usaha untuk mengurus perizinan pengembnangan usahanya.  Hal ini terlihat dari pesatnya pembangunan ruko di kota Selatpanjang dan berbagai pusat usaha bussines usaha kecil dan menengah. Dampak dari kondisi ini, geliat aktifitas perekonomian di Kota Selatpanjang terus mengalami peningkatan. Meskipun belum ada catatan resmi dari Pemkab Meranti, diperkirakan dalam satu hari aktifitas perputaran uang di kota Selatpanjang mencari 8-10 miliar rupiah, yang meliputi aktifitas perputaran uang di perbankan, Pasar Selatpanjanmg dan jaringan UKM.
Kota Selatpanjang, memiliki peran yang sangat penting dalam percaturan ekonomi Riau. Berada dibibir muara kawasan niaga Selat Malaka dan pintu masuk jalur niaga Riau-Riau Kepulauan, menjadikan kota Selatpanjang sebagai salah satu kota yang disinggahi kapal-kapal kargo dan penumpang. Setiap kapal yang akan berlayar wilayah Kepulauan – Pekanbaru maupun sebaliknya, pasti transit di pelabuhan kota Selatpanjang. Bahkan, kapal-kapal lintas batas dari berbagai daerah kerap singgah juga di Selatpanjang.
Baik untuk mengisi kebutuhan bahan pangan selama pelayaran, maupun memasukkan berbagai barang kebutuhan usaha perdagangan lainnya.  Selatpanjang tumbuh dan berkembang menjadi salah satu kota di Riau yang memiliki pertumbuhan ekonomi paling stabil, dengan tingkat pertumbuhan ekonominya rata-rata diatas 6,8% setiap tahunnya. “Dari dulunya, dengan segala potensi yang dimiliki oleh kota ini terus berkembang pesat. Apalagi setelah Meranti mekar, denyut  kehidupan ekonomi di kota ini semakin panjang, 24 jam. Ini semua menjadikan kota ini semakin mantap menatap masa depan, sebagai gerbang ekonomi regional. Tidak  hanya untuk kawasan Meranti, Siak, Bengkalis dan Pelalawan tapi juga daratan sumatera. Kita optimis, perputaran uang di kota ini akan terus berjalan tanpa harus menunggu pengesahan dana APBD disetiap tahun anggarannya” ungkap Drs. H. Azaly Johan Ketua LAM Riau yang juga mantan Bupati Bengkalis tersebut.
Peran besar yang dimainkan kota Selatpanjang yang selama ini menjadi penyangga pertumbuhan ekonomi, tidak hanya menjadi tumpuan masyarakat Kepulauan Meranti tapi berimbas ke luar daerah. Fungsi ekonomi yang dimainkan Kota Selatpanjang meluas hinmgga ke Kabupaten Siak, Bengkalis,Pelalwan dan Pekanbaru. Hanya saja, terbatasnya sarana transportasi menyebabkan masih tingginya angka inflasi di kawasan ini. Untuk itu, dengan digebarnya MoU pembangunan infrastrtuktur dikawasan Regional SIAPBEDELAU, diharapkan mampu memicu peran kota Selatpanjang untuk lebih dinamis memainkan perannya sebagai pusat ekonomi baru di Riau Pesisir. “Kita terus berupaya memaksimalkan kota Selatpanjang untuk memainkan perannya  sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi tidak hanya di kawasan Regional SIAPBEDELAU, tapi juga bagi kawasan Propinsi secara luas.
Untuk itu, kita terus berupaya menggesa pembangunan infrastruktur dasar yang menjadi bagian utama dalam pertumbuhan ekonomi tewrsebut, diantaranya pembangunan pasar modern Selatpanjang, Jembatan Selat Rengit, Jembatan Sungau Suir dan kawasan Dorak Port (Pelabuhan domestic dan internasional penumpang serta impor ekspor). Kedepan Kota Selatpanjang akan memainkan peran yang lebih besar, sebagai lokomotif ekonomi (perdagangan dan industry) dan sebagai kota transit, yang menghubungkan kawasan niaga Selat Malaka dengan daratan Sumatera” beber Bupati Irwan, MSi.
Keinginan Pemkab Meranti menjadikan Kota Selatpanjang sebagai lokomotif ekonomi kawasanj Regional SIAPBEDELAU dan Sumatera, bukan sebatas isapan jempol. Sebagai bentuk konsekuensinya, Pulau Rangsang, Pulau Merbau dan Pulau Padang yang menjadi penyangga kota Selatpanjang dengan segala peran ekonominya, dibangun jalan lingkar yang akan mengkoneksikan daerah ini dan kota Selatpanjang masuk dalam jaringan jalan lingkar Propinsi Riau.
Jalan koridor yang dibangun Pemkab Meranti, dari satu pulau ke satu pulau akan terhubung dengan Roro penyebrabngan yang ahirnya akan bermuara di Tg.Buton yang menjadi salah satu jalan Hihgway (bebas hambatan) yang menghubungkan ke kota Pekanbaru. Dengan demikian, akses transportasi ke kota Selatpanjang dan pulau-pulau lainnya di Meranti akan dapat ditempuh dengan menggunakan mobil, tidak lagi harus berlayar dengan menyusuri sungai Siak. Hal ini tentunya akan semakin mempermurah biaya dan memperpendek jaringan transportasi. Kawasan Pulau-Pulau Meranti dengan Kota Selatpanjangnya, akan bisa diakses 24 jam tanpa harus terhukum oleh fenomnena alam Kabupaten Kepulauan Meranti yang dikelilingi laut, selat dan sungai.
Upaya Pemkab Meranti dalam membuka akses kota Selatpanjang dengan daratan Sumatera, tidak hanya dilakukan dengan mengupayakan pembangunan empat jalan koridor di setiap pulau agar terkoneksi dengan jaringan jalan lingkar Propinsi Riau. Dibagian lain, Pemkab kepulauan Meranti telah menandatangani MoU pembangunan Jembatan Air Mabuk – Futong. Dengan dibangunnya jembatan ini, Kota Selatpanjang akan terakses langsung dengan daratan Sumatera tanpa harus melalui Roro penyebrangan. Pembangunan jembatan yang menelan dana lebih dari 4 trilyun rupiah ini akan menjadi salah satu mega proyek prestesius, melalui shering budget anggaran antara Penmkab Kepulauan Meranti – Pemkab Siak dan APBD Propinsi Riau dan APBN.
Mega proyek pembangunan Air Mabuk – Futong yang program fasibility Study (FS)nya dilakukan pada tahun anggaran 2012, diperkirakan akan dimulai awal tahun 2015 dan siap pada ahir 2018.  Sedangkan dibagian barat, Pemkab Kepulauan Meranti juga akan membangun jembatan Pelantai – Teluk Ketapang, yang akan menghubungkan Pulau Padang dengan Pulau Merbau. Dengan pembangunan dua jembatan ini (Air Mabuk Futong dan Teluk Ketapang – Pelantai), kota Selatpanjang akan berada diposisi terdepan bagi kawasan Regional SIAPBEDELAU.
Dari sisi Selatan, masyarakat Pelalawan dan kawasan Jalan lintas Timur akan memanfaatkan Jembatan Air Mabuk – Futong sebagai akses pintu masuk ke Kota Selatpanjang. Sedangkan dari sisi Barat, Dumai – Siak dan Bengkalis akan memanfaatkan jembatan Teluk Ketapang – Pelantai dan Jembatan Selat Rengit (JSR) sebagai akses pintu masuk ke Kota Selatpanjangnya. “Dengan terbangunya jaringan akses jalan lingkar Propinsi Riau dan tuntasnya pembangunan empat buah jembatan yang kita bangun, akses ekonomi kawasan Regiobal SIAPBEDELAU akan terfokus di Kota Selatpanjang. Semua perhatian aktifitas ekonomi akan terfokus di Kota Selatpanjang. Kota ini akan menjadi garda terdepan bagi kawasan SIAPBEDELAU dalam memanfaatkan potensi Selat Malaka, dengan kawasan industry masa depan Pulau Rangsang yang berada di depannya. Kita optimis, ini akan menjadi sebuah apresiasi dari mimpi besar masyarakat Meranti yang harus diwujudkan” tegas Bupati Irwan, MSi.(rus)

Pasar Modern dan Kawasan Dorak Port

meranti adventorialmeranti adventorial UNTUK mewujudkan mimpi menjadikan Kota Selatpanjang sebagai gerbang ekonomi kawasan Regional SIAPBEDELAU dan Pulau Suatera tidak hanya terpokus pada penyiapan pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan. Sadar dengan kondisi pasar Selatpanjang yang semakin padat dan tak mampu lagi menampung aktifitas perdagangan secara modern, Pemkab Kepulauan Meranti membangun sarana pasar Modern Selatpanjang. Pembangunan pasar Modern yang menelan dana lebih dari 14 miliar rupiah labih ini, berada di bibir tebing Selat Air Hitam dibagian timur Kawasan Pelabuhan Tanjung Harapan, yang akan diplot sebagai pusat pelabuhan rakyat.
Pembangunan Pasar Modern Selatpanjang, dibangun melalui shering dana APBN. Pembangunan Pasar Modern Selatpanjang ini dimulai tahun anggaran 2012 dengan alokasi anggaran sebesar 14 miliar rupiah. Tahap pertama pembangunan gedung Pasar Modern telah selesai, dan dilanjutkan dengan pembangunan pada tahap II pada tahun 2013 ini. “Pembangunan Pasar Modern ini sebagai upaya Pemkab dalam menyiapkan peran besar kota Selatpanjang pada masa datang. Kita harapkan dengan tuntasnya Pembangunan Pasar Modern ini, kedepan kota ini tidak hanya menjadi kota transit tapi juga menjadi sebuah Bandar niaga yang benar-benar mampu memainkan perannya, sebagai gerbang ekonomi kawasan Regional. Kita optimis dengan dukungan shering anggaran dana APBN, pembangunan Pasar Modern Selatpanjang ini akan selesai tepat waktu” kata Kadisprindagkop Meranti Drs. Syamsuar Ramli.
Selain menggesa pembangunan Pasar Modern, Pemkab Kepulauan Meranti juga berupaya menggesa pembangunan Pelabuhan Internasional Penumpang dan Cargo di Dorak (Dorak Port). Pembangunan kawasan Dorak Port ini merupakan upaya Pemkab Meranti dalam merelokasi Pelabuhan Tanjung harapan yang sudah tidak layak lagi untuk menampung seluruh aktifitas kepelabuhanan dalam menopang Kota Selatpanjang sebagai pusat ekonomi baru di Riau.
Terus meningkatnya aktifitas turun naik penumpang yang menuntut akses pelayanan yang lebih baik dan ditunjang dengan tingkat kenyamanan serta keamanan yang tinggi, menggesa Pemkab Kepulauan Meranti untuk segera membangun kawasan pelabuhan yang lebih resprentatif, tidak hanya nyaman, aman tapi juga mampu menampung dan mendukung peran kota Selatpanjang kedepanya yang terus menggeliat.Sebagai realisasinya, melalui program shering anggaran dengan Pemerintah Pusat, mulai tahun 2012 pembangunan Kawasan Dorak Port mulai.
Dengan mengoptimalkan perannya masing-masing, Pembangunan sisi laut ditanagani Pemerintah Pusat dan pembangunan sisi darat ditangani Penmkab Meranti. “Pada tahun 2012, pemerintah melalui APBN mengalokasikan anggaran sebsar 15 miliar rupiah untuk pembangunan kawasan dermaga Dorak port. Untuk tahun 2013 ini, kalau tidak ada perubahan Pemerintah melalui APBN akan mengalokasikan dana sebesar 60 miliar rupiah untuk pembangunan tahap ke dua di sisi laut kawasan Dorak Port. Sedangan Pemkab Meranti mengalokasikan dana sebesar 115 miliar rupiah untuk pembangunan sisi darat Kawasan Dorak Port. Inysa Allah, dengan kekuatan dukungan dana Pusat tersebut, pembangunan Dorak Port akan selesai susai jadual” ungkap Kepala Dinas Perhubungan dan Infokom Drs. Azmi Ibrahim.(rus)

Bukan Lagi Kota Seribu Antena

petaSAAT melayari Selat Air Hitam, terlihat menjulang ribuan antenna tv yang berdiri berjejer seperti pagar diatas atap langit kota Selatpanjang. Ribuan antene tv tersebut merupakannbagian potret masa lalu kota yang identik dengan sebutan kota becak tersebut. Sejak dari tahun 1960-an, Selatpanjangb telah tumbuh menjadi sebuah kota dagang yang ramai.
Deretan took-toko yang berdiri disepanjang bantaran tebing Selat Air Hitam dengan tiang-tiang nibung yang terpacak kokoh, seakan-akan menggambarkan betapa berat beban yang harus ditanggung kota Selatpanjang ini. Kota yang menghadap laut ini, menjadi kuda beban yang jinak memikul beban aktifitas ekonomi antara Riau daratan dan Riau lautan.Berbagai bentuk aktifitas ekonomi legal dan illegal, semua terpanggul dipundak kota yang sempat terbakar hebat pada tanggal 18 Februari 2001 tersebut. Peristiwa yang menyebabkan merosotnya aktofitas ekonomi prdagangan sebesar 70% tersebut, sebagai bentuk dari dinamika pembangunaan yang timpang.
Kebijakan pembangunan yang terlalu populis, mengejar target pembangunan infrastruktur dengan mengesampingkan pondasi ekonomi dan mengkesampingkan peran masyarakat, menyebabkan timbulnya sekat-sekat dalam kelompok masyarakat. Premanisme dan akses pelayanan public yang bertele-tele, menyebabkan terjadinya kesenjangan sosial ditengah-tengah masyarakat. Kebijakan pembangunan yang mengedepankan symbol-simbol ternyata, tidak dengan ketimpangan dinamika sosial pembangunan yang digegas Pemkab Benkalis waktu itu. Akumulasin dari kondisi tersebut, Kota Selatpanjang pada tanggal 18 Februari 2011 lumpuh dan kacau. Lebih dari 122 ruko terbakar, Kantor Mapolsek dan Asrama dirusak massa dan dibakar. Penjarahan dan situasi kota Selatpanjang, benar-benar taka man waktu itu
Ratusan dan ribuan warga Tionghua waktun itu cemas dan sempat mengungsi ke Rangsang barat dan sebagian besar paginya ada yang mengungsi ke Batam dan Pekanbaru. “Untuk merubah wajah kota ini, harus disentuh dengan konsep pembangunan yang berbeda. Kita tidak menerapkan pembangunan yang mengedepankan symbol-simbol kekuatan. Kita berupaya mengemas kota ini untuk lebih siap menatap peran yang lebih besar di masa depan. Kota ini tidak akan kita sentuh sebagai bagian sejarah kebesaran kisa masa lalu.Kita akan bangun pasar modern dan kawasan Dorak Port untuk menopang peran kota Selatpanjang di masa depan. Kita optimis dengan menyandingkan kota ini dari dua sisi masa lalu  dan masa depan, akan menjadikan kota ini semakin siap untuk menjadi kuda beban yang siap menggeliat menjadi gerbang ekonomi kawasan regioanal dan Sumatera” ungkap Bupati Irwan, MSi.
Wajah lalu kota Selatpanjang, memang masih kental dengan kesederhanaan sebuah kota pelabuhan Melayu masa silam. Atap rumnbia dengan bangunan tiang nibung, menjadi sebuah bukti betapa kota Selatpanjang masa lalu sangat sederhana. Namun, dari sisi pungsi dan peran yang dimainkan kota ini, sangat besar. Kota Selatpanjang masa lalu menjadi symbol dari keberhasilan para pelaut Melayu “menguasi” Selat Malaka sebagai nafas ekonomi masyarakat Kepulauan Meranti. Setiap pekannya, bersandar kapal-kapal perahu layar membongkar barang-barang perdagangan dari Malaysia dan Singapura. Sementara di perairan Selat Air Hitam, berjejer kapal-kapal besi, antri menunggu untuk memuat balak untuk dibawa ke daratan Asia. Betapa peran kota ini telah begitu lama, menjadi bagian dari percaturan ekonomi regional dimasanya.
Kini, kota Selatpanjang bukan lagi kota Seribu Aantena, meskipun masih ada antenna tv yang berdiri menjulang menatap langit, kota ini terus diributklan dengan dentum bunyi kaset wallet yang terus bersiul, hiruk pikuk sua kelakson mobil dan Honda yang kini jumlahnya tak bisa lagi dihitung dengan jari. Kota ini memang sedang bergerak menatap masa depan, memainkan peran barunya menjadi gerbang ekonomi regional Sumatera. “Semula saya mengira kota Selatpanjang ini hanyalah sebuah kota nelayan yang kecil, dengan 10 ribu penduduknya yang miskin.
Tapi setelah saya sampai, ternuyata kota ini lebih hebat. Dengan segala kekuatan potensinya, kota ini kedepan akan tumbuh menjadi lokomotif ekonomi dikawasan ini. Peluang itu ada, tinggal bagaimana Pak Bupati Irwan, MSi yang masih energik dan muda ini bisa membangun harapan menjadi sebuah kenyataan. Dan ini harus didukung oleh semua pihak” tegas Dahlan Iskan mantan Dirut PLN yang kini menjabat Menteri BUMN pada saat meninjau kondisi PLN Selatpanjang beberapa tahun lalu. Kota Selatpanjang, memang bukan lagi kota Seribu antenna. Kota ini menuju sebuah kota masa depan yang lebih besar dari sebuah kota nelayan, kota seribu antenna ataupun kota wallet….menjadi sebuah kota yang penuh harapan untuk meraih masa depan Meranti yang lebih baik.(Ruslan Nahrowi)
 
sumber : haluankepri
Bagikan ke:

Posting Komentar

 
Copyright © riaukepri - All Rights Reserved
Template Craeted by : Agoengsang
Proudly Powered by Blogger