SELATPANJANG — Kota Selatpanjang yang terletak dibibir Selat Air
Hitam, dari dulunya memang sudah memainkan peran yang sangat penting
dalam menopang aktifitas ekonomi Propinsi Riau dengan kawasan Riau
Kepulauan, Kota ini tumbuh dan berkembang sebagai kota perniagaan dan transit yang selalu ramai disinggahi kapal-kapal kargo maupun kapal-kapal penrumpang.
Tidak heran, bila Kota Selatpanjang yang sempat dijuluki kota seribu antenna,
kota becak dan kota sagu terus berkembang pesat. Meskipun kota ini
nyaris “tiarap” akibat peristiwa Selatpanjang kelabu 18 Februari 2001
dengan terbakarnya lebih dari 122 buah ruko, yang menyebabkan lumpuhnya
aktifitas ekonomi perdagangan, dalam kurun sepuluh tahun kemudian kota
ini kembali mulai bangkit. Secara perlahan, kota ini berupaya bangkit
untuk kembali memainkan perannya sebagai “kuda beban” yang jinak
menyangga pertumbuhan ekonomi Propinsi Riau – Riau Kepulauan. Satu
persatu, pelaku bussines yang didominasi warga Tionghua, kembali ke Kota
Selatpanjang, membangun jaringan usahanya mpat nyaris kolaps akibat
peristiwa Selatpanjang kelabu tertsebut. Selatpanjang kini ibarat naga
yang sedang menggeliat dari “tidur lelapnya”, dan siap untuk menerkam
apa saja yang ada didepannya.
Kebijakan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti yang relastif
kondusif menjadikan Kota Selatpanjang semakin percaya diri, tumbuh dan
berkembang menjadi pusat ekonomi masyarakat. Keberanian Pemkab Kepulauan
Meranti mempersingkat rentang kendali birokrasi dengan mengede
pankan pelayanan public yang prima, berdampak positif pada kepercayaan kalangan dunia usaha untuk mengurus perizinan pengembnangan usahanya. Hal ini terlihat dari pesatnya pembangunan ruko di kota Selatpanjang dan berbagai pusat usaha bussines usaha kecil dan menengah. Dampak dari kondisi ini, geliat aktifitas perekonomian di Kota Selatpanjang terus mengalami peningkatan. Meskipun belum ada catatan resmi dari Pemkab Meranti, diperkirakan dalam satu hari aktifitas perputaran uang di kota Selatpanjang mencari 8-10 miliar rupiah, yang meliputi aktifitas perputaran uang di perbankan, Pasar Selatpanjanmg dan jaringan UKM.
pankan pelayanan public yang prima, berdampak positif pada kepercayaan kalangan dunia usaha untuk mengurus perizinan pengembnangan usahanya. Hal ini terlihat dari pesatnya pembangunan ruko di kota Selatpanjang dan berbagai pusat usaha bussines usaha kecil dan menengah. Dampak dari kondisi ini, geliat aktifitas perekonomian di Kota Selatpanjang terus mengalami peningkatan. Meskipun belum ada catatan resmi dari Pemkab Meranti, diperkirakan dalam satu hari aktifitas perputaran uang di kota Selatpanjang mencari 8-10 miliar rupiah, yang meliputi aktifitas perputaran uang di perbankan, Pasar Selatpanjanmg dan jaringan UKM.
Kota Selatpanjang, memiliki peran yang sangat penting dalam
percaturan ekonomi Riau. Berada dibibir muara kawasan niaga Selat Malaka
dan pintu masuk jalur niaga Riau-Riau Kepulauan, menjadikan kota
Selatpanjang sebagai salah satu kota yang disinggahi kapal-kapal kargo
dan penumpang. Setiap kapal yang akan berlayar wilayah Kepulauan –
Pekanbaru maupun sebaliknya, pasti transit di pelabuhan kota
Selatpanjang. Bahkan, kapal-kapal lintas batas dari berbagai daerah
kerap singgah juga di Selatpanjang.
Baik untuk mengisi kebutuhan bahan pangan selama pelayaran, maupun
memasukkan berbagai barang kebutuhan usaha perdagangan lainnya.
Selatpanjang tumbuh dan berkembang menjadi salah satu kota di Riau yang
memiliki pertumbuhan ekonomi paling stabil, dengan tingkat pertumbuhan
ekonominya rata-rata diatas 6,8% setiap tahunnya. “Dari dulunya, dengan
segala potensi yang dimiliki oleh kota ini terus berkembang pesat.
Apalagi setelah Meranti mekar, denyut kehidupan ekonomi di kota ini
semakin panjang, 24 jam. Ini semua menjadikan kota ini semakin mantap
menatap masa depan, sebagai gerbang ekonomi regional. Tidak hanya untuk
kawasan Meranti, Siak, Bengkalis dan Pelalawan tapi juga daratan
sumatera. Kita optimis, perputaran uang di kota ini akan terus berjalan
tanpa harus menunggu pengesahan dana APBD disetiap tahun anggarannya”
ungkap Drs. H. Azaly Johan Ketua LAM Riau yang juga mantan Bupati
Bengkalis tersebut.
Peran besar yang dimainkan kota Selatpanjang yang selama ini menjadi
penyangga pertumbuhan ekonomi, tidak hanya menjadi tumpuan masyarakat
Kepulauan Meranti tapi berimbas ke luar
daerah. Fungsi ekonomi yang dimainkan Kota Selatpanjang meluas hinmgga
ke Kabupaten Siak, Bengkalis,Pelalwan dan Pekanbaru. Hanya saja,
terbatasnya sarana transportasi menyebabkan masih tingginya angka
inflasi di kawasan ini. Untuk itu, dengan digebarnya MoU pembangunan
infrastrtuktur dikawasan Regional SIAPBEDELAU, diharapkan mampu memicu
peran kota Selatpanjang untuk lebih dinamis memainkan perannya sebagai
pusat ekonomi baru di Riau Pesisir. “Kita terus berupaya memaksimalkan
kota Selatpanjang untuk memainkan perannya sebagai lokomotif
pertumbuhan ekonomi tidak hanya di kawasan Regional SIAPBEDELAU, tapi
juga bagi kawasan Propinsi secara luas.
Untuk itu, kita terus berupaya menggesa pembangunan infrastruktur
dasar yang menjadi bagian utama dalam pertumbuhan ekonomi tewrsebut,
diantaranya pembangunan pasar modern Selatpanjang, Jembatan Selat
Rengit, Jembatan Sungau Suir dan kawasan Dorak Port (Pelabuhan domestic
dan internasional penumpang serta impor ekspor). Kedepan Kota
Selatpanjang akan memainkan peran yang lebih besar, sebagai lokomotif
ekonomi (perdagangan dan industry) dan sebagai kota transit, yang
menghubungkan kawasan niaga Selat Malaka dengan daratan Sumatera” beber
Bupati Irwan, MSi.
Keinginan Pemkab Meranti menjadikan Kota Selatpanjang sebagai
lokomotif ekonomi kawasanj Regional SIAPBEDELAU dan Sumatera, bukan
sebatas isapan jempol. Sebagai bentuk konsekuensinya, Pulau Rangsang,
Pulau Merbau dan Pulau Padang yang menjadi penyangga kota Selatpanjang
dengan segala peran ekonominya, dibangun jalan lingkar yang akan
mengkoneksikan daerah ini dan kota Selatpanjang masuk dalam jaringan
jalan lingkar Propinsi Riau.
Jalan koridor yang dibangun Pemkab Meranti, dari satu pulau ke satu
pulau akan terhubung dengan Roro penyebrabngan yang ahirnya akan
bermuara di Tg.Buton yang menjadi salah satu jalan Hihgway (bebas
hambatan) yang menghubungkan ke kota Pekanbaru. Dengan demikian, akses
transportasi ke kota Selatpanjang dan pulau-pulau lainnya di Meranti
akan dapat ditempuh dengan menggunakan mobil,
tidak lagi harus berlayar dengan menyusuri sungai Siak. Hal ini
tentunya akan semakin mempermurah biaya dan memperpendek jaringan
transportasi. Kawasan Pulau-Pulau Meranti dengan Kota Selatpanjangnya,
akan bisa diakses 24 jam tanpa harus terhukum oleh fenomnena alam
Kabupaten Kepulauan Meranti yang dikelilingi laut, selat dan sungai.
Upaya Pemkab Meranti dalam membuka akses kota Selatpanjang dengan
daratan Sumatera, tidak hanya dilakukan dengan mengupayakan pembangunan
empat jalan koridor di setiap pulau agar terkoneksi dengan jaringan
jalan lingkar Propinsi Riau. Dibagian lain, Pemkab kepulauan Meranti
telah menandatangani MoU pembangunan Jembatan Air Mabuk – Futong. Dengan
dibangunnya jembatan ini, Kota Selatpanjang akan terakses langsung
dengan daratan Sumatera tanpa harus melalui Roro penyebrangan.
Pembangunan jembatan yang menelan dana lebih dari 4 trilyun rupiah ini
akan menjadi salah satu mega proyek prestesius, melalui shering budget
anggaran antara Penmkab Kepulauan Meranti – Pemkab Siak dan APBD
Propinsi Riau dan APBN.
Mega proyek pembangunan Air Mabuk – Futong yang program fasibility
Study (FS)nya dilakukan pada tahun anggaran 2012, diperkirakan akan
dimulai awal tahun 2015 dan siap pada ahir 2018. Sedangkan dibagian
barat, Pemkab Kepulauan Meranti juga akan membangun jembatan Pelantai –
Teluk Ketapang, yang akan menghubungkan Pulau Padang dengan Pulau
Merbau. Dengan pembangunan dua jembatan ini (Air Mabuk Futong dan Teluk
Ketapang – Pelantai), kota Selatpanjang akan berada diposisi terdepan
bagi kawasan Regional SIAPBEDELAU.
Dari sisi Selatan, masyarakat Pelalawan dan kawasan Jalan lintas
Timur akan memanfaatkan Jembatan Air Mabuk – Futong sebagai akses pintu
masuk ke Kota Selatpanjang. Sedangkan dari sisi Barat, Dumai – Siak dan
Bengkalis akan memanfaatkan jembatan Teluk Ketapang – Pelantai dan
Jembatan Selat Rengit (JSR) sebagai akses pintu masuk ke Kota
Selatpanjangnya. “Dengan terbangunya jaringan akses jalan lingkar
Propinsi Riau dan tuntasnya pembangunan empat buah jembatan yang kita
bangun, akses ekonomi kawasan Regiobal SIAPBEDELAU akan terfokus di Kota
Selatpanjang. Semua perhatian aktifitas ekonomi akan terfokus di Kota
Selatpanjang. Kota ini akan menjadi garda terdepan bagi kawasan
SIAPBEDELAU dalam memanfaatkan potensi Selat Malaka, dengan kawasan
industry masa depan Pulau Rangsang yang berada di depannya. Kita
optimis, ini akan menjadi sebuah apresiasi dari mimpi besar masyarakat
Meranti yang harus diwujudkan” tegas Bupati Irwan, MSi.(rus)
Pasar Modern dan Kawasan Dorak Port
meranti adventorial UNTUK mewujudkan mimpi menjadikan Kota Selatpanjang sebagai gerbang ekonomi kawasan Regional SIAPBEDELAU dan Pulau Suatera tidak hanya terpokus pada penyiapan pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan. Sadar dengan kondisi pasar Selatpanjang yang semakin padat dan tak mampu lagi menampung aktifitas perdagangan secara modern, Pemkab Kepulauan Meranti membangun sarana pasar Modern Selatpanjang. Pembangunan pasar Modern yang menelan dana lebih dari 14 miliar rupiah labih ini, berada di bibir tebing Selat Air Hitam dibagian timur Kawasan Pelabuhan Tanjung Harapan, yang akan diplot sebagai pusat pelabuhan rakyat.
Pasar Modern dan Kawasan Dorak Port
meranti adventorial UNTUK mewujudkan mimpi menjadikan Kota Selatpanjang sebagai gerbang ekonomi kawasan Regional SIAPBEDELAU dan Pulau Suatera tidak hanya terpokus pada penyiapan pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan. Sadar dengan kondisi pasar Selatpanjang yang semakin padat dan tak mampu lagi menampung aktifitas perdagangan secara modern, Pemkab Kepulauan Meranti membangun sarana pasar Modern Selatpanjang. Pembangunan pasar Modern yang menelan dana lebih dari 14 miliar rupiah labih ini, berada di bibir tebing Selat Air Hitam dibagian timur Kawasan Pelabuhan Tanjung Harapan, yang akan diplot sebagai pusat pelabuhan rakyat.
Pembangunan Pasar Modern Selatpanjang, dibangun melalui shering dana
APBN. Pembangunan Pasar Modern Selatpanjang ini dimulai tahun anggaran
2012 dengan alokasi anggaran sebesar 14 miliar rupiah. Tahap pertama
pembangunan gedung Pasar Modern telah selesai, dan dilanjutkan dengan
pembangunan pada tahap II pada tahun 2013 ini. “Pembangunan Pasar Modern
ini sebagai upaya Pemkab dalam menyiapkan peran besar kota Selatpanjang
pada masa datang. Kita harapkan dengan tuntasnya Pembangunan Pasar
Modern ini, kedepan kota ini tidak hanya menjadi kota transit tapi juga
menjadi sebuah Bandar niaga yang benar-benar mampu memainkan perannya,
sebagai gerbang ekonomi kawasan Regional. Kita optimis dengan dukungan
shering anggaran dana APBN, pembangunan Pasar Modern Selatpanjang ini
akan selesai tepat waktu” kata Kadisprindagkop Meranti Drs. Syamsuar
Ramli.
Selain menggesa pembangunan Pasar Modern, Pemkab Kepulauan Meranti
juga berupaya menggesa pembangunan Pelabuhan Internasional Penumpang dan
Cargo di Dorak (Dorak Port). Pembangunan kawasan Dorak Port ini
merupakan upaya Pemkab Meranti dalam merelokasi Pelabuhan Tanjung
harapan yang sudah tidak layak lagi untuk menampung seluruh aktifitas
kepelabuhanan dalam menopang Kota Selatpanjang sebagai pusat ekonomi
baru di Riau.
Terus meningkatnya aktifitas turun naik penumpang yang menuntut akses
pelayanan yang lebih baik dan ditunjang dengan tingkat kenyamanan serta
keamanan yang tinggi, menggesa Pemkab Kepulauan Meranti untuk segera
membangun kawasan pelabuhan yang lebih resprentatif, tidak hanya nyaman,
aman tapi juga mampu menampung dan mendukung peran kota Selatpanjang
kedepanya yang terus menggeliat.Sebagai realisasinya, melalui program
shering anggaran dengan Pemerintah Pusat, mulai tahun 2012 pembangunan
Kawasan Dorak Port mulai.
Dengan mengoptimalkan perannya masing-masing, Pembangunan sisi laut
ditanagani Pemerintah Pusat dan pembangunan sisi darat ditangani Penmkab
Meranti. “Pada tahun 2012, pemerintah melalui APBN mengalokasikan
anggaran sebsar 15 miliar rupiah untuk pembangunan kawasan dermaga Dorak
port. Untuk tahun 2013 ini, kalau tidak ada perubahan Pemerintah
melalui APBN akan mengalokasikan dana sebesar 60 miliar rupiah untuk
pembangunan tahap ke dua di sisi laut kawasan Dorak Port. Sedangan
Pemkab Meranti mengalokasikan dana sebesar 115 miliar rupiah untuk
pembangunan sisi darat Kawasan Dorak Port. Inysa Allah, dengan kekuatan
dukungan dana Pusat tersebut, pembangunan Dorak Port akan selesai susai
jadual” ungkap Kepala Dinas Perhubungan dan Infokom Drs. Azmi
Ibrahim.(rus)
Bukan Lagi Kota Seribu Antena
SAAT melayari Selat Air Hitam, terlihat menjulang ribuan antenna tv yang berdiri berjejer seperti pagar diatas atap langit kota Selatpanjang. Ribuan antene tv tersebut merupakannbagian potret masa lalu kota yang identik dengan sebutan kota becak tersebut. Sejak dari tahun 1960-an, Selatpanjangb telah tumbuh menjadi sebuah kota dagang yang ramai.
Bukan Lagi Kota Seribu Antena
SAAT melayari Selat Air Hitam, terlihat menjulang ribuan antenna tv yang berdiri berjejer seperti pagar diatas atap langit kota Selatpanjang. Ribuan antene tv tersebut merupakannbagian potret masa lalu kota yang identik dengan sebutan kota becak tersebut. Sejak dari tahun 1960-an, Selatpanjangb telah tumbuh menjadi sebuah kota dagang yang ramai.
Deretan took-toko yang berdiri disepanjang bantaran tebing Selat Air
Hitam dengan tiang-tiang nibung yang terpacak kokoh, seakan-akan
menggambarkan betapa berat beban yang harus ditanggung kota Selatpanjang
ini. Kota yang menghadap laut ini, menjadi kuda beban yang jinak
memikul beban aktifitas ekonomi antara Riau daratan dan Riau
lautan.Berbagai bentuk aktifitas ekonomi legal dan illegal, semua
terpanggul dipundak kota yang sempat terbakar hebat pada tanggal 18
Februari 2001 tersebut. Peristiwa yang menyebabkan merosotnya aktofitas
ekonomi prdagangan sebesar 70% tersebut, sebagai bentuk dari dinamika
pembangunaan yang timpang.
Kebijakan pembangunan yang terlalu populis, mengejar target
pembangunan infrastruktur dengan mengesampingkan pondasi ekonomi dan
mengkesampingkan peran masyarakat, menyebabkan timbulnya sekat-sekat
dalam kelompok masyarakat. Premanisme dan akses pelayanan public yang
bertele-tele, menyebabkan terjadinya kesenjangan sosial ditengah-tengah
masyarakat. Kebijakan pembangunan yang mengedepankan symbol-simbol
ternyata, tidak dengan ketimpangan dinamika sosial pembangunan yang
digegas Pemkab Benkalis waktu itu. Akumulasin dari kondisi tersebut,
Kota Selatpanjang pada tanggal 18 Februari 2011 lumpuh dan kacau. Lebih
dari 122 ruko terbakar, Kantor Mapolsek dan Asrama dirusak massa dan dibakar. Penjarahan dan situasi kota Selatpanjang, benar-benar taka man waktu itu
Ratusan dan ribuan warga Tionghua waktun itu cemas dan sempat
mengungsi ke Rangsang barat dan sebagian besar paginya ada yang
mengungsi ke Batam dan Pekanbaru. “Untuk merubah wajah kota ini, harus
disentuh dengan konsep pembangunan yang berbeda. Kita tidak menerapkan
pembangunan yang mengedepankan symbol-simbol kekuatan. Kita berupaya
mengemas kota ini untuk lebih siap menatap peran yang lebih besar di
masa depan. Kota ini tidak akan kita sentuh sebagai bagian sejarah
kebesaran kisa masa lalu.Kita akan bangun pasar modern dan kawasan Dorak
Port untuk menopang peran kota Selatpanjang di masa depan. Kita optimis
dengan menyandingkan kota ini dari dua sisi masa lalu dan masa depan,
akan menjadikan kota ini semakin siap untuk menjadi kuda beban yang siap
menggeliat menjadi gerbang ekonomi kawasan regioanal dan Sumatera”
ungkap Bupati Irwan, MSi.
Wajah lalu kota Selatpanjang, memang masih kental dengan
kesederhanaan sebuah kota pelabuhan Melayu masa silam. Atap rumnbia
dengan bangunan tiang nibung, menjadi sebuah bukti betapa kota
Selatpanjang masa lalu sangat sederhana. Namun, dari sisi pungsi dan
peran yang dimainkan kota ini, sangat besar. Kota Selatpanjang masa lalu
menjadi symbol dari keberhasilan para pelaut Melayu “menguasi” Selat
Malaka sebagai nafas ekonomi masyarakat Kepulauan Meranti. Setiap
pekannya, bersandar kapal-kapal perahu layar membongkar barang-barang
perdagangan dari Malaysia dan Singapura. Sementara di perairan Selat Air
Hitam, berjejer kapal-kapal besi, antri menunggu untuk memuat balak
untuk dibawa ke daratan Asia. Betapa peran kota ini telah begitu lama,
menjadi bagian dari percaturan ekonomi regional dimasanya.
Kini, kota Selatpanjang bukan lagi kota Seribu Aantena, meskipun
masih ada antenna tv yang berdiri menjulang menatap langit, kota ini
terus diributklan dengan dentum bunyi kaset wallet yang terus bersiul,
hiruk pikuk sua kelakson mobil dan Honda yang kini jumlahnya tak bisa
lagi dihitung dengan jari. Kota ini memang sedang bergerak menatap masa
depan, memainkan peran barunya menjadi gerbang ekonomi regional
Sumatera. “Semula saya mengira kota Selatpanjang ini hanyalah sebuah
kota nelayan yang kecil, dengan 10 ribu penduduknya yang miskin.
Tapi setelah saya sampai, ternuyata kota ini lebih hebat. Dengan
segala kekuatan potensinya, kota ini kedepan akan tumbuh menjadi
lokomotif ekonomi dikawasan ini. Peluang itu ada, tinggal bagaimana Pak
Bupati Irwan, MSi yang masih energik dan muda ini bisa membangun harapan
menjadi sebuah kenyataan. Dan ini harus didukung oleh semua pihak”
tegas Dahlan Iskan mantan Dirut PLN yang kini menjabat Menteri BUMN pada
saat meninjau kondisi PLN Selatpanjang beberapa tahun lalu. Kota
Selatpanjang, memang bukan lagi kota Seribu antenna. Kota ini menuju
sebuah kota masa depan yang lebih besar dari sebuah kota nelayan, kota
seribu antenna ataupun kota wallet….menjadi sebuah kota yang penuh
harapan untuk meraih masa depan Meranti yang lebih baik.(Ruslan Nahrowi)
sumber : haluankepri
Posting Komentar